Boleh Berharap, Tapi Jangan Buat Ekspektasi

Dalam bahasa Inggris, harapan adalah “Hope.” Sedangkan Expectation, ketika diartikan dalam bahasa Indonesia, maka artinya juga harapan.

Memang agak rancu sekali untuk istilah2 seperti ini. Karena itulah, saya pilih istilah “Ekspektasi” untuk mengartikan Expectation atau keinginan.

Dalam menjalani hidup, agar bisa bahagia dan tak pernah kecewa, maka kita bisa menurunkan tingkat ekspektasi kita serendah mungkin, jika mampu, maka hilangkan saja keinginan kita akan suatu hal.

Namun bukannya kita lantas tidak boleh berharap. Di sini diperlukan kemampuan untuk membedakan, mana itu berharap, mana yang berekspektasi.

Saat berharap, kita belum berada pada proses yang kita tuju, kita hanya memiliki harapan bahwa apa yang terjadi atau kita dapatkan nanti, sedekat mungkin dengan harapan, tapi jika tidak pun, ya tidak apa-apa. Kalau ternyata bagus ya syukr, kalau jelek ya gak apa-apa, karena kita tidak membuat sebuah standar bayangan yang akan dituju.

Sedangkan saat orang berekspektasi, dia menempatkan dirinya sudah berada di proses yang belum terjadi. Sehingga ketika dia sudah mencapai titik tsb, lalu tidak sesuai dengan keinginan, maka dia akan kecewa, karena dia sudah punya bayangan seperti apa yang dia inginkan.

Ya kira-kira begitu…

Jadi, dengan adanya harapan, maka kita akan berusaha semaksimal mungkin agar hasil atau apa yang kita dapatkan nanti, bisa sebagus yang kita usahakan.

Namun tak perlu lah kita membuat standar keinginan yang kita tuju, karena ketika tidak sesuai, maka kita hampir dipastikan akan kecewa.

Biasanya orang kita sering bilang; “Ah, tidak sesuai harapan nih.”

Mungkin kalimat seperti itu mesti dikoreksi sedikit, mestinya “Tidak sesuai keinginan/ ekspektasi.”

Berharap tidak membuat kita kecewa, seharusnya begitu. Sedangkan “Keinginan,” adalah sumber penderitaan, kata Om Iwan Fals mah.

Baca juga :  Belajar jadi "Easy Going"

Beberapa tahun terakhir, ada satu hal yang membuat saya bersyukur dan membuat saya suka pada saya yang sekarang. Saya sudah bisa sedikit demi sedikit menurunkan tingkat keinginan dalam hidup ini.

Mimpi saya besar, harapan saya tinggi, namun saya sangat bisa menerima apapun yang akan terjadi, karena saya tidak memiliki ekspektasi khusus dalam hidup ini.

Apapun yang terjadi nanti, apapun yang saya dapatkan nanti, adalah yang terbaik untuk saya. Saya percaya itu. Apapun yang saya alami, pasti memiliki hikmah yang bisa menjadi pelajaran bagi kita, jika kita mau mengambilnya.

Originally posted 2018-01-06 05:48:41.

Tinggalkan komentar